Rencana Mutu Kontrak (RMK)

Gambar
RENCANA MUTU KONTRAK Sebagai realisasi kontrak kerja antara mengenai pekerjaan sebagai kontraktor pelaksana berkewajiban menyusun laporan rencana mutu kontrak (RMK) Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) meliputi penjelasan tentang semua kegiatan yang akan dilakukan oleh kontraktor, termasuk metode pelaksanaan, sasaran yang dipergunakan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja, bahan dan alat. Tujuan dari laporan ini untuk evaluasi dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan oleh kontraktor. Demikian laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) disusun dengan harapan dapat digunakan untuk kemajuan pekerjaan secara keseluruhan, sehingga pekerjaan   dapat diselesaikan dengan baik, tepat mutu dan tepat waktu. Dalam rangka usaha menjaga dan meningkatkan kualitas pekerjaan, maka diperlukan suatu panduan pengendalian mutu, proses serta persyaratan-persyaratan yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu berupa Rencana Mutu Kontrak (RMK). Rencana Mutu K...

Penjelasan Tentang Item Pekerjaan,Analisa Pekerjaan,Volume Pekerjaan,dan Harga Pekerjaan


    1.    Item Pekerjaan

Ada beberapa macam item pekerjaan dalam pembangunan rumah antara lain :
I. Pekerjaan Awal
1. Pengukuran
2. Bowplank

II. Pekerjaan Galian dan Urugan
1. Galian
2. Urugan
3. Mengurug kembali

III. Pekerjaan Fondasi
1. Lantai kerja
2. Pasangan pondasi

IV. Pekerjaan Beton
1. Sloof
2. Kolom
3. Ring balok

V. Pekerjaan Dinding
1. Pemasangan bata
2. Plesteran
3. Acian
4. Sponengan
5. Tali air

VI. Pekerjaan Kusen dan Pintu, Jendela
1. Pembuatan ku!en pintu jendela
2. Pembuatan daun pintu
3. Pembuatan daun jendela
4. Pasang kusen pintu
5. Pasang kusen jendela
6. Pasang daun pintu
7. Pasang daun jendela

VII.Pekerjaan Rangka Atap
1. Pembuatan kuda-kuda
2. Pembuatan gording
3. Pembuatan jurai
4. Pembuatan balok nok
5. Pasang kuda-kuda
6. Pasang gording
7. Pasang balok nok
8. Pasang jurai
9. Pasang papan suri
10. Pasng usuk
11. Pasang aluminiun poil
12. Pasang reng
13. Pasang genteng
14. Pasang talang

   2.  Analisis Pekerjaan




Definisi Analisis Pekerjaan


Analisis pekerjaan adalah proses sistematis dalam menghimpun informasi tertulis mengenai jenis pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan organisasi tercapai. Tujuan analisis pekerjaan adalah menganalisis jenis pekerjaan, kualifikasi pekerja, perhitungan beban kerja, penempatan pekerja dan penetapan standar kualitas kerja.

Manfaat Analisis Pekerjaan


-Menetapkan basis rasional bagi struktur kompensasi.
-Mengevaluasi bagaimana tantangan lingkungan mempengaruhi pekerjaan individual.
-Merencanakan kebutuhan SDM di waktu akan datang.
-Menentukan kebutuhan latihan bagi karyawan lama / baru.
-Menempatkan karyawan pada pekerjaan sesuai keterampilannya.
-Menetapkan standar prestasi kerja.

Pertimbangan Strategik dalam Job Analysis
-Tingkat partisipasi karyawan dalam analisis pekerjaan.
-Tahapan pelaksanaan analisis pekerjaan.
-Waktu pelaksanaan analisis pekerjaan.
-Keputusan penggunaan orientasi.

Pihak-pihak yang Melakukan Analisis Pekerjaan
-Pakar Job Analysis
-Job analyzer dari luar perusahaan
-Supervisor
-Manager
-Individu yang memeahami orang-orang, pekerjaan, dan keseluruhan sistem organisasi.

Tahap Analisis Pekerjaan


·         Tahap 1 Persiapan Analisis Pekerjaan
Pada tahap persiapan dan analisis pekerjaan dilakukan identifikasi pekerjaan dan penyusunan daftar pertanyaan.
·         Tahap 2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara, observasi, kuesioner, dan kombinasi dari ketiganya.
·         Tahap 3 Penyempurnaan Data
Pada tahap ini dilakukan pemilahan data yang berguna/ yang tidak dipakai, menyaring data yang relevan/tidak relevan, kemudian menganalisis informasi yang terkumpul bersama dengan orang-orang yang bersangkutan dengan pekerjaan.

Aspek Pekerjaan Dalam Analisis Pekerjaan
-Keluaran pekerjaan (penyusunan pekerjaan, penetapan standar dan tujuan kerja, evaluasi nilai kerja).
-Aktivitas yang dilaksanakan berupa tujuan perancangan kerja, struktur organisasi, persyaratan kerja dan jalur karir, kebutuhan pelatihan dan pengembangan, dan perencanaan tinjauan kerja.
-Kompetensi berupa definisi persyaratan kerja untuk seleksi, penempatan, jalur karir, rencana desain organisasi kebutuhan pelatihan.
-Struktur balas jasa (administrasi gaji).

Implementasi Analisis Pekerjaan


-Job Description
Pernyataan tertulis yang menguraikan fungsi, tugas-tugas, tanggung jawab, wewenang, kondisi kerja dan aspek-aspek pekerjaan tertentu.
-Job Specification
Menunjukkan siapa yang melakukan pekerjaan & syarat yang diperlukan.
-Standar Prestasi Kerja
Berfungsi sebagai sasaran atau target bagi pelaksanaan kerja karyawan dan merupakan ukuran kriteria keberhasilan kerja.

Teknik Analisis Pekerjaan
-Observasi, berupa analisis pekerjaan fungsional. Kegiatan observasi dilakukan pada orang yang melaksanakan pekerjaan, di mana diasumsikan pekerjaan konstan sepanjang waktu. Informasi yang diperoleh dari kegiatan ini dikelompokan ke dalam 3 tipe yaitu data, orang, dan barang.
-Wawancara yang dilakukan pada 3 jenis yaitu individu, kelompok karyawan, dan kelompok supervisor. Validitas kegiatan wawancara tergantung pada jumlah sampel yang diambil dan penggunaan metode sistematik.
-Kuesioner yang disesuaikan dengan aktifitas oraganisasi. Kuesioner diterbitkan untuk mendapatkan informasi seputar tugas, tanggung jawab, kemampuan, standar kinerja pekerjaan dan perolehan data menggunakan analisi kualitatif. Kuesioner yang digunakan antara lain kuesioner informasi analisis pekerjaan, kuesioner lengkap, kuesioner analisis posisi.
-Catatan harian karyawan yang merupakan pencatatan secara berkala tugas dan aktifitas karyawan, di mana pada teknik ini dibutuhkan waktu, ketelitian yang tinggi, dan biaya yang mahal. Catatan harian karyawan berguna untuk menganalisis struktur kerja, persyaratan staff, dan kebutuhan pelatihan serta pengembangan.

Kriteria Teknik Analisis Pekerjaan
-Keandalan (reliability) berupa ukuran konsistensi.
-Validitas, berupa ukuran akurasi yang dilakukan dengan menghimpun data dari karyawan dan supervisor.
-Tujuan analisis.

Masalah Dalam Analisis Pekerjaan
-Munculnya ketakutan karyawan terhadap ancaman pekerjaan, tingkat gaji, dan tingkat produksi.
-Mengumpulkan informasi yang mutakhir.

Keberhasilan Kegiatan Analisis Pekerjaan
Berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan analisis pekerjaan bergantung pada beberapa hal berikut :
-Komitmen manajemen puncak
-Keterlibatan serikat pekerja
-Keterlibatan karyawan
-Komunikasi yang efektif
-Penugasan personalia untuk pelaksanaan
-Pengumpulan pakar
-Pengumpulan data
-Penggunaan alat dan teknik yang tepat
-Penggunaan komite untuk pengawas
-Penggunaan komite untuk pengawas


    3.  PENGERTIAN VOLUME PEKERJAAN


Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan.. Volume juga disebut sebagai kubikasi pelerjaan. Volume (kubikasi ) yang dimaksud dalam pengertian ini bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.
Berikut diberikan bebarapa contoh sebagai berikut :
a. Volume pekerjaan pondasi batu kali = 60 m3., mempunyai pengertian bahwa, volume pekerjaan pondasi dihitung berdasarkan isi, yaitu panjang x lluas penampang yang sama.
b. Volume pekerjaan atap = 124 m2., mempunyai pengertian bahwa, volume pekerjaan atap dihitung berdasarkan luas, yaitu luas bidang atap yang dapat bebbentuk segitiga, persegipanjang, trapesium dan lain-lain.
c. Volume pekerjaan lisplank = 27 m, volume pekerjaan lisplank dihitung berdasarkan panjang , atau pekerjaan lisplank dapat juga dihitung berdasarkan luas.
d. Volume pekerjaan besi = 258 kg., volume pekerjaan besi dihitung berdasarkan berat dari besi, yaitu jumlah panjang tulangan dikalikan dengan berat jenis besi yang bersangkutan.
e. Volume pekerjaan kunci tanam = 15 buah, volume pekrjaan berdsarkan banyaknya kunci dan lain-lain.
Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa satuan masing-masing volume pekerjaan berbeda, volume pekerjaan pondasi 60 m3, volume pekerjaan atap 124 m2, volume pekerjaan lisplank 27 m, volume pekerjaan besi 258 kg dan volume pekerjaan kunci tanam 15 buah, ini menunjukkan bahwa volume tersebut bukanlah volume dalam arti sesungguhnya melainkan volume dalam satuan, kecuali volume pekerjaan pondasi yang merupakan volume sesungguhnya.
Volume pekerjaan tersebut dihitung berdasarkan pada gambar bestek dari bangunan yang akan dibuat. Semua bagian / elemen konstruksi yang ada pada gambar bestek harus dihitung secara lengkap dan teliti untuk mendapatkan perhitungan volume pekerjaan secara akurat dan lengkap.
Membaca Gambar Bestek
Gambar-gambar Bestek itu kita perhatikan dan teliti benar-benar ukurannya. Kita mulai menghitung volume tiap pekerjaan sesuai dengan susunan pekerjaan. Untuk mendapatkan perhitungan volme pekerjaan yang teliti dan lengkap yang harus diperhatikan adalah :
v Denah
Yang diperhatikan adalah ukuran-ukuran panjang dan lebarnya, bentuk dari masing – masing bagian gambar denah secara teliti dan mendetail.
v Penampang-penampang / Potongan-potongan
Yang diperhatikan adalah ukuran-ukuran panjang dan lebarnya, bentuk penampang dan ukurannya dan tinggi dari masing – masing detail penampang/potongan secara teliti dan mendetail.
v Pandangan – pandangan
Yang diperhatikan adalah bidang-bidang mana yang terletak dimuka dan dibelakang serta penjelasan keadaannya secara teliti dan mendetail.
v Gambar – gambar rencana dan penjelasan (detail)
Dari gambar rencana ini dan penjelasan (detai) kita dapat membaca rencana dari elemen/bagian konstruksi, kelengkapan dan ukuran-ukuran dengan lebih detail dan jelas sehingga dapat kemudahan tingkat pengerjaannya.
v Gambar situasi
Untuk menjelaskan / menunjukkan keadaan sekitar tempat dimana bangunan tersebut didirikan.
Setelah segala sesuatunya sudah ada dan lengkap namun ada sesuatu yang kurang jelas / belum bisa dimengerti misalnya bahan yang digunakan, kualitas bahannya, mungkin bagaimana cara mendapatkan bahan (bahan produk luar negeri), maka perlu ditanyakan kejelasannya pada saat diadakan aanwijzing kepada direksi. Bila segala sesuatunya sudah jelas maka kita menghitung jumlah dan volume pekerjaan.
Uraian volume pekerjaan
Uraian volume pekerjaan
Sebelum menghitung volume masing-masing pekerjaan, lebih dahulu harus membaca gambar bestek berikut gambar – gambar detail (penjelasannya). Penguasaan dalam membaca gambar bestek dan gambar penjelasan akan sangat mempengaruhi tingkat ketelitian dalam menghitung volume masing-masing pekerjaan.
Tahapan yang perlu dilakukan dalam menghitung volume pekerjaan adalah antara lain menguraikan masing-masing volume pekerjaan (uraian volume pekerjaan) dan dari uraian tersebut masing-masing harus dihitung volume pekerjaanya.
Yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan adalah menguraikan secara rinci besar volume suatu pekerjaan. Menguraikan, berarti menghitung besar volume masing-masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.
Susunan uraian volume pekerjaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Susunan dengan cara lajur-lajur tabelaris.
2. Susunan dengan cara post-post.
Penyusunan uraian volume pekerjaan tersebut diurutkan berdasarkan urutan (kronologis) pelaksanaan pekerjaan. Volume pekerjaan disusun sedemikian rupa secara sistematis dengan lajur-lajur tabelaris, dengan sistem pengelompokan mulai dari I. pekerjaan pondasi sampai pekerjaan perlengkapan luar..


4.   Harga Satuan Pekerjaan
Memperkirakan berapa jumlah biaya yang dihabiskan dalam pelaksanaan proyek konstruksi sangatlah penting. Jika berbicara perkiraan biaya, maka tidak terlepas dengan analisa biaya. Analisa biaya dalam proyek konstruksi sering kita sebut dengan analisa harga satuan pekerjaan (AHSP).

AHSP sendiri banyak macamnya, diantaranya AHSP yang dikeluarkan oleh Ditjend Bina Marga Kementrian Pekerjaan Umum atau analisa SNI. Analisa harga tersebut digunakan untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti bahan material, upah tenaga kerja, maupun waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian proyek.


Sebelum kamu mempelajari apa pengertian AHSP dan cara menghitungnya, ketahui dulu apa itu analisa AHSP SNI.

Analisa AHSP SNI adalah pedoman perhitungan analisa harga satuan pekerjaan yang selalu mengikuti perkembangan standar nasional atau spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi. Disebut pedoman karena analisa SNI menjadi petunjuk dalam perhitungan, akan tetapi pedoman tersebut tetap harus disesuaikan dengan kondisi dimana pekerjaan konstruksi direncanakan atau akan dibangun.


Pengertian Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

Apa itu Analisa harga satuan pekerjaan (AHSP)? AHSP adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah kerja, dan peralatan dengan harga bangunan, standar pengupahan pekerja dan harga sewa/beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan konstruksi.

Besarnya harga per satuan pekerjaan tersebut tergantung dari besarnya harga satuan bahan, harga satuan upah dan harga satuan alat dimana harga satuan upah tergantung pada tingkat produktivitas dari pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan.

Penentuan harga satuan bahan tergantung pada ketelitian dalam perhitungan kebutuhan spesifikasi bahan material untuk setiap jenis pekerjaan. Sedangkan penentuan harga satuan peralatan baik sewa ataupun investasi tergantung dari kondisi lapangan, kondisi alat/efisiensi, metode pelaksanaan, jarak angkut dan pemeliharaan jenis alat itu sendiri. 
1.     Analisa Harga Satuan Upah
Upah pekerja merupakan suatu imbalan yang harus diberikan oleh kontraktor kepada pekerja sebagai balas jasa terhadap hasil kerja mereka. Besaran upah menjadi salah satu faktor pendorong bagi manusia untuk bekerja karena mendapat upah berarti mereka akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan pemberian besaran upah yang sesuai dengan jasa yang mereka berikan akan menimbulkan rasa puas, sehingga para pekerja akan berusaha untuk bekerja lebih baik lagi.
Analisa harga satuan upah pekerjaan adalah menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Kebutuhan tenaga kerja adalah besarnya jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk suatu volume pekerjaan tertentu yang dapat dicari dengan menggunakan rumus :

Tingkatan dan tugas tenaga kerja pada masing-masing pekerjaan dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

  • Pekerja, jenis tenaga kerja ini berada pada tingkatan tenaga kerja terendah yang tugasnya membantu dalam persiapan bahan atau pekerjaan yang tidak membutuhkan keterampilan khusus. Karena berada tingkatan yang paling rendah, tenaga kerja yang satu ini mendapatkan upah yang rendah pula.
  • Tukang, yaitu tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu, seperti tukang kayu, tukang batu, dan tukang las.
  • Kepala Tukang, yaitu tenaga kerja yang bertugas mengelola tukang lainnya untuk suatu bidang pekerjaan, misalnya kepala tukang kayu, kepala tukang batu, kepala tukang las.
  • Mandor, yaitu tenaga kerja yang mempunyai tingkatan paling tinggi dalam suatu pekerjaan yang bertugas untuk memonitor jalannya pekerjaan dan memantau kinerja tenaga kerja yang lain.
Sedangkan untuk upah pekerjaan, secara luas dapat dibedakan beberapa macam yaitu :

  • Upah borongan, yaitu upah yang harus dibayarkan kepada tenaga kerja yang ditentukan berdasarkan kesepakatan antar pekerja dengan yang memberikan pekerjaan pada saat belum dimulai pekerjaan.
  • Upah per potong atau upah satuan, yaitu besaran upah yang akan ditentukan dengan banyaknya hasil produksi yang dicapai oleh pekerja dalam waktu tertentu. Dengan model pembayaran upah seperti ini akan membuat para pekerja berusaha segiat-segiatnya untuk mengejar penghasilan yang besar sehingga perusahaan berproduksi lebih cepat dan lebih besar.
Sedangkan jenis upah yang banyak dimanfaatkan di perusahaan-perusahaan diklasifikasikan menjadi 2 golongan yaitu :

1) Upah menurut waktu

Merupakan sistem pengupahan pekerja yang dibayar berdasarkan waktu yang dihabiskan,
misalnya perjam, per hari, per bulan, per tahun, misalnya:

  • Hari orang standar (standar man day). Satuan upah dalam 1 hari kerja dan disingkat h.o atau m.d., dimana 1 h.o. (m.d) = upah standar dalam 1 hari kerja. Pekerja standar adalah pekerja terampil yang dapat mengerjakan satu jenis pekerjaan saja misalnya pekerja gali, pekerja kayu, tukang batu, tukang kayu, mandor, kepala tukang, dan lain-lain.
  • Jam orang standar (standar man hour). Pemberian upah tenaga kerja yang dihitung berdasarkan jam kerja efektif dan diberikan kepada tenaga yang bekerja sungguh-sungguh dan tidak boleh lengah seperti pekerja pabrik, pekerja konstruksi, dan lain-lain.
  • Bulan orang standar (standar man month). Pemberian upah untuk bulanan seperti pelaksana lapangan, manajer prroyek, dan lain-lain.
2) Upah menurut hasil kerja
Dengan sistem ini tenaga kerja dibayar untuk jumlah unit pekerjaan yang telah diselesaikan tanpa menghiraukan jumlah waktu yang dipergunakan.

  • Upah menurut standar waktu. Dengan sistem ini upah dibayarkan berdasarkan waktu yang telah distandarisasi guna menyelesaikan suatu pekerjaan.
  • Upah menurut kerja sama pekerja dan pengusaha. Sistem ini meliputi pembagian keuntungan yang pembayarannya dilakukan kemudian sebagai tambahan atau kombinasikan dengan sistem pembayaran upah yang telah disebutkan di atas.
Faktor Pengaruah Tingkatan Upah
Diantara berbagai faktor penting yang mempengaruhi tingkatan upah pekerja adalah sebagai berikut:
1) Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Jenis pekerjaan yang membutuhkan kompetensi atau keterampilan tinggi dan jumlah tenaga kerjanya langka, maka besaran upah cenderung tinggi sedangkan untuk jenis pekerjaan yang mempunyai penawaran melimpah akan cenderung turun.

2) Organisasi atau Asosiasi Profesi
Ada tidaknya organisasi atau asosiasi profesi sejenis serta lemah kuatnya organisasi tersebut akan ikut mempengaruhi terbentuknya besaran upah. Adanya asosiasi profesi yang kuat, yang berarti posisi “bargaining” pegawai/tenaga kerja tersebut juga kuat.

3) Kemampuan perusahaan untuk membayar\
Upah yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan salah satu komponen biaya produksi. Tingginya upah pekerja akan mengakibatkan naiknya biaya produksi dan akhirnya akan mengurangi keuntungan/laba yang didapat oleh perusahaan. Jika kendala biaya produksi sampai mengakibatkan kerugian bagi perusahaan, maka jelas perusahaan akan tidak mampu memenuhi fasilitas pegawainya.

4) Produktivitas
Upah pekerja merupakan imbalan atas prestasi pekerjaan. Semakin tinggi prestasi pegawai seharusnya semakin besar pula upah yang akan diterima. Prestasi biaya ini dinyatakan sebagai produktivitas.
5) Biaya Hidup
Setiap kota di Indonesia pastinya memiliki tingkatan UMR yang berbeda yang dipengaruhi oleh kebutuhan biaya hidup masyarakatnya. Dimana biaya hidup tinggi, maka upah juga cenderung tinggi. Sehingga besaran upah untuk masing-masing kota tentunya memiliki perbedaan.
6) Pemerintah Daerah
Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga mempengaruhi tinggi rendahnya upah. Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bawah dari tingkat upah yang akan dibayarkan.
2. Analisa Harga Satuan Bahan
Bahan yang disebut disini jenisnya tergantung pada item pekerjaannya (material pokok) dan metodenya (material penunjang). Material bangunan dapat berupa bahan dasar (raw material) yang harus diproses dalam pelaksanaan proyek konstruksi, atau berupa bahan jadi/setengah jadi yang tinggal dipasang saja pada saat pekerjaan di lapangan.
Dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu proyek, faktor waste (pemborosan) bahan sangat penting untuk dikendalikan. Yang dimaksud dengan waste bahan dalah sejumlah bahan yang dipergunakan/ telah dibeli, tetapi tidak menambah nilai jual dari produknya.


Biasanya ada beberapa waste bahan yang dialami oleh sebuah perusahaan sehingga perlu untuk dikendalikan, yaitu antara lain :
  • Penolakan oleh owner karena bahan tidak memenuhi syarat.
  • Kerusakan bahan karena kelemahan dalam handling atau penyimpanan.
  • Kehilangan bahan karena kelemahan pengwasan keamanan.
  • Pemborosan pemakaian di lapangan.
Analisa harga satuan bahan adalah menghitung banyaknya/volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Sedangkan indeks satuan bahan menunjukkan banyaknya bahan yang akan diperlukan untuk menghasilkan suatu volume pekerjaan yang akan dikerjakan, baik dalam volume 1 m3, 1m2, atau per m’.

Kebutuhan bahan/material ialah besarnya jumlah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu kesatuan pekerjaan. Kebutuhan bahan dapat dicari dengaan rumus sebagai berikut:


3. Analisa Harga Satuan Peralatan

Banyak jenis pekerjaan konstruksi yang memerlukan peranan alat guna membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Oleh karena itu bila dalam pelaksanaan suatu item pekerjaan tertentu memerlukan alat-alat konstruksi, terutama jenis alat-alat berat, maka sub harga satuan alat harus dihitung tersendiri seperti halnya sub harga bahan.

Alat berat yang umum dipakai terutama proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar antara lain dozerexcavatorfront shovelclamshellloadertruckroller, dan lain-lain. Dengan bantuan alat berat tersebut, penyelesaian pekerjaan bisa tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.

Dasar perhitungan sub harga satuan peralatan ini sama dengan sub harga satuan upah, yaitu mempertimbangkan tingkat roduktivitas alat tersebut. Bila alat yang digunakan adalah sewa, maka harga sewa alat tersebut dipakai sebagai dasar perhitungan sub harga satuan peralatan. Namun bila alat yang digunakan adalah milik sendiri, maka harus dipakai “konsep biaya alat” yang terdiri dari :

  • Biaya penyusutan (depresiasi) alat, yaitu biaya yang disisihkan untuk pengembalian investasi alat yang bersangkutan.
  • Biaya perbaikan, yaitu meliputi biaya yang diperlukan untuk penggantian suku cadang dan upah mekanik.
  • Biaya operasi, yaitu meliputi biaya-biaya yang diperlukan untuk keperluan bahan bakar, pelumas, minyak hidrolis, grease, dan upah operator.
Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu proyek. Ketepatan dalam pemilihan peralatan untuk pekerjaan konstruksi akan memperlancar jalannya proyek.

Cara Menghitung AHSP
Dalam menghitung analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) sendiri dipengaruhi oleh angka koefisien yang menunjukkan nilai satuan upah tenaga kerja, nilai satuan bahan/material, dan nilai satuan alat yang dapat digunakan sebagai acuan/panduan untuk merencanakan atau mengendalikan biaya suatu pekerjaan.
Kontraktor di dalam menghitung suatu AHSP tidak hanya menggunakan Analisa Bina Marga (K) ataupun Analisis SNI, tetapi juga menggunakan perhitungan sendiri. Di dalam perhitungan sendiri perusahaan kontraktor tidak mempunyai patokan koefisien, akan tetapi berdasarkan pengalaman, metode pelaksanaan, kondisi lapangan, kondisi/efisiensi peralatan, keadaan cuaca pada saat pekerjaan dilaksanakan serta jarak angkut bahan material ke lokasi pekerjaan.

Tahapan menghitung analisa bahan material adalah didapat dari harga pasaran, yang kemudian dikumpulkan didalam suatu daftar yang dinamakan harga satuan bahan/material, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi setempat yang kemudian dikumpulkan dan didata dalam suatu daftar yang dinamakan daftar satuan upah tenaga kerja.

Berikut contoh bentuk perhitungan analisa SNI beserta keterangannya dalam bentuk tabelisasi :

Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Plesteran
Satuan Pembayaran : M2



Keterangan :
  • Kolom 1 : Penomoran.
  • Kolom 2 : Menandakan item pekerjaan.
  • Kolom 3 : Menandakan satuan bahan, upah tenaga dan peralatan.
  • Kolom 4 : Menandakan indeks atau koefisien baik untuk bahan, upah, tenaga maupun peralatan. Koefisien / indeks mendeskripsikan seberapa besar alat, bahan dan tenaga yang digunakan didalam mengerjakan pekerjaan plesteran.
  • Kolom 5 : Menandakan harga satuan bahan, upah tenaga, dan peralatan.
  • Kolom 6 : Menandakan jumlah harga yang berarti koefisien dikalikan dengan harga satuan.
Untuk mendapatkan harga satuan pekerjaan maka harga satuan bahan, harga satuan tenaga, dan harga satuan alat harus diketahui terlebih dahulu yang kemudian dikalikan dengan koefisien yang telah ditentukan.

Itulah ulasan mengenai analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) dan cara menghitungnya. Semoga bermanfaat dan mari memajukan Indonesia melalui konstruksi handal!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rencana Kerja dan Syarat untuk Item Pekerjaan Pembangunan Gedung Bertingkat

Rencana Mutu Kontrak (RMK)

Penjelasan Mengenai Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA)